
Pemberdayaan Perempuan Desa Lerep Melalui Produk Kreatif Berbasis Green Economy
Lerep – Pada bulan Juli hingga awal September, STIEPARI Semarang bekerja sama dengan Fakultas Peternakan dan Pertanian (Program Studi Agribisnis) Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Wisata Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini diwakili oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Hasil dan didukung oleh Pokdarwis Rukun Santosa, dengan mengusung tema:
“Pembuatan Produk Kreatif Berbasis Potensi Lokal (Pepaya)”.
Desa Lerep menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan potensi lokal yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Melalui program PKM ini, perempuan desa didorong untuk mengambil peran strategis dalam pengelolaan ekonomi kreatif berbasis green economy. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga memperkuat identitas Desa Lerep sebagai destinasi wisata ramah lingkungan.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada dua aspek utama pemberdayaan:
-
Peningkatan Kapasitas Individu Perempuan
Sebanyak 30 peserta pelatihan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait konsep green economy serta implementasinya dalam usaha kreatif. Berdasarkan evaluasi pasca pelatihan, lebih dari 80% peserta menunjukkan pemahaman yang lebih baik.
Terbentuknya Kelompok Wanita Tani Sumber Hasil menjadi tonggak penting sebagai wadah kolektif penggerak ekonomi kreatif desa. Ini menandakan bahwa perempuan tidak lagi sekadar menjadi penerima manfaat, tetapi telah menjadi agen perubahan dalam pembangunan desa. -
Penguatan Ekonomi Kreatif Berbasis Green Economy
Perempuan Desa Lerep berhasil mengembangkan produk kuliner ramah lingkungan berbasis pepaya, salah satunya adalah Pepaya Mustofa (Stik Pepaya Balado). Produk ini telah melalui tahap uji coba dan mulai dipasarkan dalam kegiatan desa wisata.
Inovasi ini tidak hanya membuka peluang diversifikasi usaha, tetapi juga memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Lebih jauh, pencapaian ini memperkuat citra Desa Lerep sebagai destinasi wisata berkelanjutan, di mana kreativitas lokal menyatu dengan nilai-nilai pelestarian lingkungan.
Keberhasilan Desa Lerep menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan berbasis green economy mampu menggeser peran perempuan dari konsumen pasif menjadi pelaku utama dalam pembangunan desa. Diharapkan, model ini dapat direplikasi di desa-desa wisata lainnya yang ingin membangun ekonomi kreatif tanpa mengabaikan prinsip keberlanjutan.