
Bukan Sekadar Pengabdian: Mahasiswa Tim KKN-T 30 Undip Sediakan Layanan Cek Kesehatan Gratis dan Homecare
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, Tim Kuliah Kerja (KKN-T) 30 Universitas Diponegoro (Undip) yang dibimbingoleh Dr. dr. Sri Winarni M.Kes menggelar kegiatan cek kesehatan gratis bagi warga Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 27 Juli 2025, dan diinisiasi oleh mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK) Undip.
Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan persiapan matang
dari tim mahasiswa. Mereka telah
menyusun alur pemeriksaan, menyiapkan alat-alat medis yang diperlukan, serta
menyiapkan materi edukasi kesehatan
yang disampaikan secara langsung kepada warga. Koordinator Desa Tim KKN-T 30 Undip, Ghifarie Hanivan Adisatriyo,
menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan kesehatan
masyarakat, khususnya pelaku Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut.
“Persiapannya cukup matang. Kami membuat alur pemeriksaan, menyiapkan alat-alat medis, dan
menyusun materi edukasi yang disampaikan langsung
oleh tim kami kepada warga,”
ujar Ghifarie.
Dusun Karangbolo dikenal sebagai sentra produksi peyek dan
tempe keripik. Sekitar 55 pelaku UMKM menggantungkan penghidupan mereka dari
usaha ini. Aktivitas produksi yang menuntut
waktu duduk dalam
durasi panjang serta
pola konsumsi makanan
tinggi lemak dan minyak
menjadi perhatian utama dalam perencanaan program ini.
Melalui kegiatan ini, warga mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan dasar yang meliputi pengukuran berat dan tinggi
badan, pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan asam urat. Selain itu,
mahasiswa juga memberikan edukasi langsung mengenai gaya hidup sehat dan
pentingnya deteksi dini penyakit tidak menular.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran warga, terutama para pelaku UMKM, akan pentingnya menjaga kesehatan. Sekaligus
menjadikan kegiatan ini sebagai wadah skrining untuk mendeteksi dini potensi
masalah kesehatan,” terang Ghifarie.
Antusiasme warga terhadap kegiatan ini sangat tinggi.
Sebanyak 100 kupon layanan yang disediakan panitia habis dibagikan. Bahkan,
sejumlah warga tetap datang meskipun tidak memiliki kupon, berharap dapat
memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis.
Salah satu warga, Alfiyah, warga RT 2 RW 7 Karangbolo,
menyampaikan rasa terima kasih dan kegembiraannya atas kegiatan ini. Ia merasa
sangat terbantu karena bisa mengetahui kondisi kesehatannya secara lebih
menyeluruh tanpa harus pergi jauh.
Dalam wawancara, Alfiyah menjelaskan bahwa dirinya datang
karena ingin tahu sejauh mana kondisi kesehatannya. Menurutnya,
program ini sangat bermanfaat, terutama
karena hasil cek menunjukkan bahwa kolesterol dan asam
uratnya sedikit di atas batas normal.
Ia mengaku sudah lama tidak melakukan pemeriksaan rutin,
dan kegiatan ini memberinya motivasi untuk lebih menjaga kesehatan.
“Meskipun hasilnya belum ideal karena usia juga, tapi
setidaknya saya sekarang tahu dan bisa mulai jaga makan,” jelasnya.
Sementara itu, Nur Fadillah, warga RT 2 Karangbolo, juga
mengungkapkan hal senada. Ia terakhir kali memeriksakan kesehatannya sekitar
setengah tahun lalu di apotek. Menurutnya,
kegiatan ini memberikan wawasan baru mengenai kondisi kesehatannya saat ini.
Ia menjelaskan bahwa kadar kolesterol dan asam uratnya
sedikit melebihi ambang batas. Selain pemeriksaan, dirinya juga menerima saran
dari mahasiswa untuk mulai membatasi makanan tinggi lemak dan memperhatikan
pola makan harian.
“Setelah tahu hasilnya, saya jadi lebih berhati-hati makan.
Senang sekali ada kegiatan kayak gini, mudah-mudahan bisa berlanjut,” ujar Nur.
Kedua warga tersebut juga bercerita bahwa dalam cek
kesehatan yang diadakan oleh Tim KKN-T 30 Undip dengan detail menjelaskan hasil
pemeriksaan kondisi mereka dan menyediakan konsultasi terkait hasil tersebut.
Dalam kegiatan cek kesehatan gratis ini, dua mahasiswa dari
Prodi Kedokteran bertindak sebagai pemateri, yaitu Jason Elmer dan Rendy
Astrian Nugraha. Jason Elmer memaparkan informasi dasar mengenai berbagai
indikator kesehatan penting, seperti tekanan darah, kolesterol, dan asam urat.
“Saya menyampaikan edukasi singkat mengenai apa itu
kolesterol, hipertensi, dan asam urat. Selain pengertian dasar, saya juga menyampaikan langkah-langkah
pencegahan sederhana yang bisa dilakukan
sehari-hari agar warga dapat menjaga
kesehatannya,” ujar Jason.
Sedangkan, Rendy menjelaskan materi yang ia sampaikan berfokus
pada skrining risiko jatuh
pada lansia.
“Saya menyosialisasikan soal definisi jatuh pada lansia,
penyebab jatuh, cara pencegahan. serta melakukan skrining menggunakan kuesioner
Morse Fall Scale (MFS). Setelah itu,
warga juga diberikan brosur yang berisi tips pencegahan jatuh,” ungkap
Rendy.
Lebih lanjut, Rendy mengungkapkan bahwa kegiatan ini
penting karena sindrom geriatri seperti jatuh merupakan salah satu masalah
kesehatan yang paling umum pada lansia, tetapi sering kali tidak disadari
bahayanya.
Dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Jason dan
Rendy mendapatkan respons
yang sangat baik dari warga. Mereka antusias mendengar pemaparan materi
dan juga bertanya.
“Tadi banyak ibu-ibu yang penasaran, misalnya ada yang
bertanya apakah sering pusing di pagi hari itu berkaitan dengan hipertensi. Itu
menunjukkan mereka benar-benar tertarik dan ingin tahu lebih banyak,” tutur
Jason.
“Para lansia pun excited
sekali mendengarkan materi, sabar mengantre cek kesehatan, dan kooperatif
saat sesi skrining. Hal ini menandakan bahwa warga Karangbolo punya kesadaran
tinggi terhadap kesehatan,” imbuh Rendy.
Melalui kegiatan cek kesehatan gratis ini diharapkan warga
Karangbolo dapat menginternalisasi informasi yang disampaikan hari ini dan mulai melakukan perubahan
kecil dalam kebiasaan sehari-hari untuk hidup lebih sehat.
Cek kesehatan ini turut didampingi oleh Dr. dr. Sri
Winarni, M.Kes, selaku dosen pembimbing lapangan KKN Undip. Beliau menyampaikan apresiasi dan ucapan terima
kasih kepada warga Karangbolo yang telah hadir dan berpartisipasi dalam
kegiatan. Dalam sambutannya, beliau juga menyampaikan permohonan maaf atas
keterbatasan alat kesehatan yang tersedia. Pemeriksaan kolesterol dan asam urat
dibatasi dengan kuota tertentu sesuai jumlah kupon yang telah dibagikan
sebelumnya.
Kami mohon maaf karena keterbatasan alat, jadi hanya yang
memiliki kupon saja yang bisa mengikuti cek kolesterol dan asam urat. Tapi bagi
warga yang tidak mendapat kupon tetap bisa mengukur berat badan, tinggi badan,
dan tekanan darah,” ujar Dr. dr. Sri Winarni,
M.Kes.
Di tengah ramainya
antrian, sempat terjadi
dinamika di lokasi.
Salah satu warga mengeluhkan
sistem antrean yang dianggap tidak sesuai urutan nomor kupon. Namun, hal
tersebut segera ditangani oleh panitia
dengan memanggil peserta sesuai nomor yang tertera di kupon
masing-masing sehingga suasana kembali kondusif.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dusun Karangbolo juga
sempat hadir meninjau kegiatan. Ia
menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program kesehatan gratis ini,
meskipun tidak dapat mendampingi hingga selesai karena harus menghadiri
kegiatan lain di wilayah berbeda.
Tak hanya melayani warga yang hadir di lokasi, tim KKN juga
melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah warga yang tidak dapat datang ke
pos pemeriksaan karena keterbatasan fisik, seperti kesulitan berjalan. Layanan
homecare ini menjadi bentuk
perhatian tim terhadap kelompok rentan agar tetap dapat merasakan
manfaat dari program kesehatan gratis ini.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pengabdian kepada
masyarakat bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi bentuk nyata kepedulian
generasi muda terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai harapan, Alfiyah menyampaikan keinginannya agar
kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,
tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi warga Dusun Karangbolo secara umum.
Ia juga berharap agar kegiatan
mahasiswa KKN ini tidak hanya membawa manfaat
bagi warga, tetapi juga menjadi bekal kesuksesan dalam menyelesaikan
pendidikan mereka. “Dengan adanya KKN yang berkelanjutan ini, semoga membawa
manfaat untuk warga kami,
khususnya Karangbolo, dan juga semoga anak-anak
KKN bisa menyelesaikan pendidikannya dengan sukses,” tutur Alfiyah menutup
wawancaranya.
Melalui pendekatan yang menyeluruh—mulai dari edukasi,
pemeriksaan di lokasi, hingga kunjungan homecare—Tim
KKN-T 30 Undip tak hanya hadir sebagai mahasiswa, tetapi juga sebagai
mitra yang turut mendengar, memahami, dan berusaha menjawab kebutuhan warga.
Tim KKN-T 30 Undip berharap
setelah adanya kegiatan
cek kesehatan gratis
ini dapat
menumbuhkan benih kesadaran
yang ditanam hari ini menjadi
gaya hidup sehat yang terus
berkelanjutan di Dusun Karangbolo.